Minggu, 18 Januari 2009

Ibu Hamil, Ayo Berenang ...

Ibu Hamil, Ayo Berenang ...

Kehamilan Anda normal? Aha! Ayo berenang. Tubuh makin bugar dan persalinan bakal lancar.
Ibu hamil mesti memiliki tubuh bugar. Nah, untuk memelihara kebugaran itu, Anda mesti rajin olahraga. Tahukah Anda, berenang merupakan olahraga terbaik bagi ibu hamil?

Banyak keuntungan
Supaya bisa bergerak melayang di air, tubuh kita memanfaatkan kekuatan kelompok otot-otot besar di lengan dan kaki. Gerakan otot besar inilah yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Seperti olahraga aerobik lainnya, berenang juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap dan memroses oksigen.

Kalau tubuh ibu sanggup menyedot lebih banyak oksigen, maka kebutuhan janin akan oksigen pun tercukupi. Ini artinya, janin juga menikmati kebugaran yang optimal.

Selain itu, berenang sangat bagus karena merupakan kegiatan non-weight bearing, yaitu kegiatan yang gaya gravitasi buminya rendah. Di dalam kolam, tubuh terasa lebih ringan karena ‘ditopang’ air. Ketika berenang, kita tidak merasakan adanya beban, sekalipun sebenarnya berat kita bertambah karena hamil.

Hal ini benar-benar sangat menguntungkan. Seperti diketahui, selama hamil, tubuh mengeluarkan hormon relaksin, yaitu hormon yang membuat otot-otot di persendian selama hamil lebih lentur dari biasanya. Kelenturan inilah yang sangat menolong lancarnya proses persalinan kelak. Namun di *sisi lain, kondisi ini juga rentan bagi ibu hamil untuk overstretching (terlalu regang), sehingga mudah keseleo atau terkilir ketika berolahraga. Nah, dengan olahraga yang non-weight bearing, diharapkan risiko terjadinya keseleo atau terkilir juga rendah.
Yang jelas, sekalipun non-weight bearing, namun gerakan-gerakan renang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, serta melancarkan sistem peredaran darah.

Aturan main
Tunggu dulu! Jangan langsung nyebur ke kolam. Anda sebaiknya memeriksakan dulu kondisi kehamilan Anda ke dokter. Biarkan dokter Anda mengecek tuntas kesehatan dan kebugaran Anda. Jangan lupa tanyakan boleh tidaknya Anda berenang. Asal Anda tahu, sampai saat ini belum ada bukti bahwa berenang bisa mengakibatkan keguguran, persalinan prematur maupun hambatan proses persalinan lainnya. Dengan syarat tubuh Anda sehat dan bugar, lho!

Jika sebelum hamil terbiasa berenang, maka Anda dapat meneruskan kebiasaan ini dengan mudah. Jika Anda tidak terbiasa berenang sebelumnya, maka Anda harus memulainya dengan perlahan-lahan, seperti melakukan senam aerobik dalam air kolam setinggi dada.

Jika semuanya oke, mulailah berenang dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
Waktu berenang terbaik adalah pagi hari pukul 6.00–8.00, atau sore setelah pukul 15.00.

Jangan lupa mengoleskan tabir surya, agar kulit Anda terlindung dari sengatan sinar matahari.
Lakukan pemanasan terlebih dahulu disertai peregangan (dan tentu saja, lakukan juga pendinginan sesudahnya). Anda dapat melakukan pemanasan dan peregangan di luar atau dalam air.
Minumlah banyak cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda ketika berenang, agar terhindar dari dehidrasi (tubuh kekurangan cairan).
Konsumsi makanan yang baik dan bergizi seimbang sesuai kalori yang dibutuhkan.

Selain itu, mengingat kondisi kehamilan tiap trimester berbeda, tak ada salahnya Anda simak tip berenang berikut ini.

Trimester pertama
Untuk keuntungan yang maksimal, Anda dapat berenang setiap hari sekitar 20 menit. Berenang di pagi hari, diperkirakan biasa mengatasi morning sickness (mual dan muntah yang biasa terjadi di trimester pertama).

Trimester kedua
Anda tak perlu menurunkan frekuensi latihan renang sekalipun perut semakin membesar. Namun, sebaiknya tetap disesuaikan dengan kemampuan Anda.
Beristirahatlah bila Anda merasa lelah.

Trimester ketiga
Bila perut semakin besar dan gerakan Anda mulai terasa terbatas, perhatikan juga keseimbangan tubuh Anda. Jika khawatir berenang ke tengah kolam, Anda bisa melakukan latihan di tepi kolam sambil berpegangan pada bibir kolam.

Hal yang perlu diperhatikan adalah baju renang Anda yang mungkin sudah semakin sempit. Cobalah mencari baju renang yang sesuai dengan ukuran tubuh Anda, sehingga Anda nyaman mengenakannya.

Retno Wahab Supriyadi
Konsultasi ilmiah: dr. Tanya Rotikan, Sp.KO, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Boks:

Manfaat Berenang
 Meningkatkan kemampuan jantung dan paru, serta melancarkan sirkulasi darah.
 Meningkatkan kekuatan otot dan membangun ketahanan tubuh.
 Membakar kalori.
 Tidur jadi lebih nyaman.
 Meningkatkan kondisi tubuh dalam mengatasi perubahan fisik dan emosi selama hamil.

Boks:

Waspada!
Jika Anda merasakan hal-hal berikut ini, segeralah keluar dari air (kolam) dan periksakan diri ke dokter.
 Pusing atau sakit kepala, walau hanya sedikit.
 Sesak napas.
 Irama denyut nadi tidak teratur.
 Sakit di perut bagian bawah, atau terasa kontraksi rahim.
 Keluar cairan dari vagina (cairan bening atau darah).

Boks:

Tak Bisa Berenang?
Tak perlu khawatir, Anda dapat melakukan gerakan-gerakan seperti senam di air yang melibatkan lengan dan kaki. Misalnya, berdirilah menghadap tepi kolam sambil berpegangan pada bibir kolam, luruskan tubuh, kemudian gerakkan kaki seperti akan meluncur. Atau, bersandar di tepi kolam (boleh juga berjalan) di air dengan menggerak-gerakkan lengan Anda seakan-akan berenang.
Pilihan lain adalah dengan berdiri di tepi kolam dan mengangkat tungkai kanan dan kiri secara bergantian ke depan, samping dan belakang. Cara seperti ini pun sudah membuat Anda “berolahraga”.

Hamil kok, Nyetir?

Hamil kok, Nyetir?

Jangan khawatir berlebihan terhadap keselamatan janin. Anda tetap bisa beraktivitas, termasuk mengemudikan mobil.

Ya, selama kehamilan Anda tidak bermasalah dan tidak berisiko tinggi, sebenarnya boleh-boleh saja mengemudikan mobil. Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengingat tubuh Anda pada saat ini memang tidak seperti biasanya.

Waktunya musti pas
Saat paling aman untuk duduk di belakang setir mobil adalah ketika kehamilan Anda berada pada rentang usia 14-27 minggu (trimester ke-2). Pasalnya, pada usia kehamilan ini, keluhan berupa mual dan muntah akibat morning sickness sudah Anda lewati. Selain itu, janin Anda belum terlalu besar, sehingga tidak akan menekan perut.
Hanya saja, kalau Anda mengemudikan mobil untuk perjalanan jauh, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut.
• Lakukan pemeriksaan lengkap terhadap kandungan Anda. Jika dokter menyatakan Anda dan si kecil dalam kondisi aman, ya silakan menyetir.
• Stop mengemudi begitu Anda pusing, kecapaian, dan sebagainya. Berhentilah atau minta teman seperjalanan untuk menggantikan Anda.
• Ganjal bagian belakang tubuh dengan bantal, sehingga Anda lebih nyaman menyetir.
• Jangan salah pakai baju hamil dan alas kaki agar nyaman. Idealnya, Anda memakai celana panjang. Selain itu, kenakan sepatu atau sandal yang tidak berhak dan solnya tidak licin.
• Begitu usia kehamilan agak lanjut, sebaiknya Anda selalu didampingi. Bukan apa-apa. Bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kontraksi atau perdarahan, Anda bisa segera mendapat pertolongan.

Aman dengan sabuk pengaman
Demi keselamatan Anda, mengenakan sabuk pengaman adalah sebuah keharusan. Nah, biar perut Anda tetap “aman”, ini kiatnya.
• Sabuk pengaman untuk menahan bagian atas tubuh ditempatkan menyilang pada celah antara kedua payudara. Jadi, jangan sampai menekan salah satu payudara.
• Sabuk pengaman untuk menahan bagian bawah tubuh ditempatkan di bawah perut Anda. Dengan begitu, perut tidak tertekan.
Nah, selamat menyetir dengan aman dan nyaman.

Sri Lestariningsih

Gangguan Kaki

Gangguan Kaki

Sepasang kaki Anda sering jadi sasaran berbagai gangguan ketika hamil. Bisa kok diantisipasi...

Tubuh Anda mengalami banyak perubahan ketika menyiapkan diri untuk menyambut si jabang bayi. Perubahan ini pun memunculkan masalah dan rasa tidak nyaman. Di antaranya, gangguan pada kaki.

Kram kaki

Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil, terutama pada trimester kedua. Bentuk gangguan berupa kontraksi keras pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walau singkat, tapi bisa mengganggu tidur nyenyak Anda, karena rasa sakit yang menekan betis atau telapak kaki.

Hingga kini, penyebab kram belum diketahui pasti. Diduga kadar kalsium, kalium (potasium), dan magnesium terlalu rendah, sementara fosfor dalam darah terlalu tinggi. Ketidakseimbangan mineral tersebut memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh.

Penyebab lainnya adalah, kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.

Trik mengatasi kram kaki

• Meningkatkan konsumsi makanan kaya kalsium dan magnesium, seperti susu dan produk olahannya, serta aneka sayuran berdaun. Kalau ini sulit dipenuhi, Anda dapat mengonsumsi suplemen dalam bentuk tablet, sesuai petunjuk dokter.

• Berolahraga secara teratur. Olahraga dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh.

• Jika kram menyerang pada malam hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu, berdiri selama beberapa saat. Tetap lakukan meski kaki terasa sakit.

• Bisa juga Anda lakukan pijatan. Luruskan kaki. Minta bantuan suami untuk menarik telapak kaki ke arah tubuh dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan selama beberapa detik sampai kramnya hilang.

Pembengkakan di kaki

Pembengkakan (edema) yakni penimbunan cairan akibat kadar garam (natrium) yang terlalu tinggi dalam tubuh. Natrium memang bersifat menahan air. Kelebihan air dalam tubuh jadi sulit dikeluarkan karena diikat oleh ion-ion natrium. Biasanya, edema muncul di trimester ketiga kehamilan.

Sebenarnya, pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh. Tapi, bagian tubuh yang sering jadi “sasaran” berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Walau wajar tapi jangan dianggap sepele. Karena edema bisa merupakan gejala tekanan darah tinggi dan urin mengandung protein, selain gejala keracunan kehamilan (preeklampsia). Padahal, preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia, yang sangat fatal bagi Anda dan janin.


Mengatasi edema

• Mengurangi makanan asin.

• Setelah bangun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Bisa juga Anda mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki.

• Sering-seringlah mengangkat kaki, agar cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh.

• Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agar posisi kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang kaki.

• Jangan berdiri terus-menerus untuk waktu yang lama.

• Banyak-banyak minum air putih (± 2 liter sehari). Jangan pikir bahwa minum air malah memperburuk kondisi edema ini! Justru, memasukkan cairan ke dalam tubuh akan membuat tubuh sedikit menyimpan air. Bukankah Anda jadi rajin buang air kecil?


Laila Andaryani Hadis

Konsultasi ilmiah: dr. I.P.G. Kayika, Sp.OG, POGI Jaya, Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta



Varises, si Perusak Pemandangan



Gangguan varises timbul karena perubahan keseimbangan hormon progesteron dalam tubuh. Akibatnya, terjadi perubahan kekenyalan dinding pembuluh darah, yaitu jadi lebih mudah melebar. Nah, pembuluh darah yang gampang berubah kekenyalannya adalah pembuluh darah balik (vena), yakni pembuluh yang membawa darah yang banyak mengandung karbondioksida ke jantung. Vena yang mudah melebar ini akan menimbulkan keluhan, seperti pegal, kaku, dan betis terasa berat.

Varises membuat kaki kurang sedap dipandang mata. Pelebaran vena terlihat sebagai penonjolan-penonjolan berwarna hijau kebiru-biruan pada permukaan kulit betis. Biasanya, varises akan hilang sekitar tiga bulan usai persalinan.

Hamil di Usia 20, 30, atau 40-an

Hamil di Usia 20, 30, atau 40-an

Sadari Konsekuensinya

Ingin punya anak adalah hak setiap orang, namun perlu dipikirkan risikonya jika menjalani kehamilan pertama di usia “lanjut”.

Wanita masa kini merdeka memilih jalan hidup dan kehidupannya. Apa yang jadi prioritas hidupnya, itulah yang diutamakan. Tentu saja situasi ini berpengaruh pada rencana kehidupan berumah tangga serta keputusan menjalani kehamilan dan punya anak.
Berbagai alasan melatarbelakangi keputusan menjalani kehamilan dan punya anak. Yang pasti, saat ini tidak sedikit wanita meyakini, bahwa menjalani kehamilan dan punya anak harus siap fisik dan mental. Masalahnya, tak jarang wanita malah seperti keterusan menunda kehamilannya dan, tak terasa, usia terus bertambah.
Padahal menurut para ahli, usia dan fisik wanita berpengaruh terhadap proses kehamilan pertama, pada kesehatan janin dan proses persalinan. World Health Organisation (WHO) memberikan rekomendasi sebagaimana disampaikan dr. J.M. Seno Adjie, SpOG., ahli kebidanan dan kandungan dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, “Sampai sekarang, rekomendasi WHO untuk usia yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun. Tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun masih bolehlah untuk hamil.”
Beda usia, beda kondisi fisik
Apa pengaruh usia dan fisik wanita pada kehamilan pertama dan proses persalinan? “Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-30 tahun,” jelas dr. Seno.
Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. “Bisa jadi secara mental pun si wanita belum siap. Ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan kandungannya rendah. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, risiko kanker leher rahim pun meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun ini,” tambah dr. Seno.
Berbeda dengan wanita usia 20–30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. “Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati,” jelas dr. Seno
Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi “Kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk gizinya, dalam keadaan baik,” ujar dr. Seno
Setelah usia 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. “Di kurun usia ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Itu sebabnya, sebenarnya, tidak dianjurkan menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun,” ungkap dr. Seno yang juga staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Siap fisik, siap mental?
Bagaimana dengan proses kematangan secara psikologis? Dra. Agustine Sukarlan Basri, M.Si., staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menjelaskan, bahwa perkembangan masa dewasa bisa dibagi menjadi dewasa muda (usia 21-39 tahun), dewasa madya (usia 40-50 tahun), dan dewasa akhir (lanjut usia/lansia). Masing-masing fase memiliki ciri.

“Masa dewasa muda merupakan masa membina kedekatan dan hubungan yang lebih dalam dengan lawan jenis. Ini bisa berarti masa membina kehidupan berkeluarga. Pada masa ini secara kepribadian seorang wanita sudah siap. Secara kognitif, perkembangan intelegensia dan pola pikirnya sudah matang. Ia mampu mengatasi konflik-konflik emosional,” jelas Agustine.

Dewasa madya merupakan masa ketika secara kepribadian lebih mantap. Kehidupan wanita masa ini umumnya lebih tenang, sudah berkeluarga, dan punya anak. Bagi yang berkarier, kariernya juga sudah ‘jelas’.

Di masa dewasa akhir, umumnya kehidupan wanita lebih tenang karena anak-anak mulai beranjak besar, sehingga lebih memiliki waktu untuk diri sendiri.

Lalu mengapa saat ini tak sedikit wanita usia muda, khususnya usia 20 tahunan malah menunda berkeluarga dan punya anak?

Agustine menjelaskan, “Kalau dilihat dari tahapan perkembangan kematangan tadi, sebenarnya wanita-wanita usia 20 tahun ke atas itu siap punya anak. Mereka sudah sampai pada tahap kematangan kognitif, emosional, maupun aspek-aspek kepribadian lainnya. Tapi memang, secara situasional, saat ini hanya sedikit wanita usia 20 tahunan yang langsung memutuskan menikah dan punya anak.”

Biasanya, masih menurut Agustine, karena wanita-wanita usia 20 tahunan tersebut belum meletakkan prioritas utama hidupnya pada pernikahan. Mungkin mereka masih ingin menyelesaikan kuliah, atau ingin berkarier dahulu. Bisa jadi, keputusan ini juga karena pengaruh lingkungan.

“Kehidupan ‘kan berkembang sehingga dalam benak wanita-wanita 20 tahunan itu terbersit pikiran, ‘Kenapa pada masa ini saya harus mengurus bayi sementara teman-teman saya belum.’ Akibatnya, mereka malah berkarier, meneruskan pendidikan ke jenjang berikut, dan lain-lain. Intinya, mereka lebih memilih mendapatkan kebebasan dan mengembangkan diri seoptimal mungkin dahulu. Padahal, kalau wanita usia 20 tahunan itu memutuskan untuk kuliah namun bersedia menjalankan kehamilan dan punya anak, ya tidak masalah,” papar Agustine.

Salah satu wanita itu adalah Runi (26 tahun). Ketika memutuskan menikah, ia masih dalam tahap akhir kuliahnya di Fakultas Kedokteran. Bahkan saat hamil, Runi bertugas sebagai co ass di rumah sakit yang jauh dari tempat tinggalnya.

Memang dalam perkembangan selanjutnya, wanita-wanita yang menikah dan punya anak di usia 20 tahunan, di masa dewasa madya merasa tenang karena anak sudah besar dan punya waktu untuk diri sendiri. Kepuasan perkawinan bagi mereka meningkat tatkala masuk usia dewasa madya (40-an).

“Bagi wanita yang menunda pernikahan dan keinginan punya anaknya, kelak di masa usia dewasa madya malah sibuk mengurus bayi. Akibatnya, kepuasan di masa ini pun menurun. Apalagi, meski secara mendasar di usia dewasa madya wanita lebih matang, tetapi secara fisik ia berisiko tinggi menjalani kehamilan dan persalinan. Ini bisa mendatangkan kecemasan,” jelas Agustine.
Usia lanjut, rawan risiko
Mau tidak mau, suka atau tidak suka, proses kehamilan dan persalinan berkaitan dengan kondisi dan fungsi organ-organ wanita. Artinya, sejalan dengan bertambahnya usia, tidak sedikit fungsi organ yang menurun.
“Semakin bertambah usia, semakin sulit hamil karena sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit. Selain itu, kualitas sel telur juga semakin menurun. Itu sebabnya, pada kehamilan pertama di usia lanjut, risiko perkembangan janin tidak normal dan timbulnya penyakit kelainan bawaan juga tinggi, terutama sindroma Down,” jelas dr. Seno.
Lebih lanjut dr. Seno menjelaskan, meningkatnya usia juga membuat kondisi dan fungsi rahim menurun. Salah satu akibatnya adalah jaringan rahim tak lagi subur. Padahal, dinding rahim tempat menempelnya plasenta. Kondisi ini memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta previa atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya.
Selain itu, jaringan rongga panggul dan otot-ototnya pun melemah sejalan pertambahan usia. Hal ini membuat rongga panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi yang berat, seperti perdarahan. Pada keadaan tertentu, kondisi hormonalnya tidak seoptimal usia sebelumnya. Itu sebabnya, risiko keguguran, kematian janin, dan komplikasi lainnya juga meningkat.
Silakan hamil, asal…
Bagaimana bila seorang wanita baru menikah setelah usia 35 tahun, apakah mereka tidak diizinkan punya anak? Tentu saja tidak!. Hamil dan punya anak adalah hak asasi setiap wanita. Silakan jalani. “Tapi, selayaknya wanita yang bersangkutan memahami segala konsekuensi kehamilan di usia tua, bahwa ia memasuki kehamilan dengan risiko. Jadi, pada dasarnya, tidak penting apakah seorang wanita menunda kehamilannya sehingga baru memutuskan hamil di usia lanjut atau karena memang menikahnya di usia lanjut, yang penting wanita itu menyadari betul usia berapa ia pertama kali hamil, dan sadar risikonya,” jelas dr. Seno.
Menguatkan anjuran dr. Seno, Agustine menegaskan, “Semua terpulang pada individu yang bersangkutan. Standar ideal orang itu berbeda-beda. Hamil itu ‘ kan artinya siap jadi ibu. Banyak orang yang mau punya anak tapi masih sulit melihat bahwa mereka harus siap berkorban. Mereka harus siap memikirkan orang lain, terutama janinnya. Memang idealnya, menikah dan punya anak di masa usia prima, yaitu di bawah 30 tahun. Pada masa ini perkembangan kepribadian seorang wanita sudah siap. Maksudnya, sekolah sudah selesai dan sudah berkarier.”
Seandainya belum memungkinkan hamil dan melahirkan di usia prima, dr. Seno berpesan, “Periksakan diri secara teratur ke dokter. Dengan memperhatikan risiko, wanita bersangkutan harus lebih memperhatikan kondisi atau asupan gizinya. Krena, penurunan fungsi metabolisme tubuh dan nutrisi calon ibu sangat menentukan kondisi kehamilan dan persalinannya. Komplikasi yang mungkin muncul bisa ditekan bila kondisi keduanya baik.”

Satu hal yang patut diingat adalah tak perlu terlalu takut seandainya baru bisa hamil pertama di usia lewat dari 35 tahun. Tidak semua wanita hamil mengalami risiko itu. Ini dialami Satyorini (37 tahun). Kondisi kesehatan membuatnya terpaksa baru bisa menjalani kehamilan di usia ‘batas aman’. “Tetapi saya selalu berpikir positif dan tentu saja menjalani semua anjuran dokter,” katanya.

“Ya, konsultasi yang teratur memperkecil segala komplikasi,” tegas dr. Seno. Menyadari dan memahami risiko yang bisa terjadi, wanita bersangkutan tentu perlu memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga dan memantau kondisi kesehatan tubuh dan janinnya, seperti memeriksakan diri dan janin secara teratur ke dokter kandungan.

Nia L. Tobing
Bahan: Laila Andaryani Hadis, NLT

----------------------------------------------------Boks 1----------------------------------------------
Runi Desyati, (26 tahun),
Dokter, sedang mengikuti program dokter spesialis anak, ibu dari Shaka (2 tahun).

“Saya Siap, Kok”
Saya menikah di usia 23 tahun. Waktu itu saya dalam tahap akhir masa perkuliahan, masih jadi co-ass. Buat saya tak masalah karena saya tetap berkomitmen meneruskan pendidikan, tidak ada yang perlu dihambat.
Tak lama setelah menikah, saya hamil. Padahal pada masa itu saya harus sering jaga di rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal saya. Memang tak ringan menjalaninya, apalagi di masa 3 bulan pertama kehamilan. Namun, karena berjanji untuk menjalani keduanya.
Tidak ada beban. Sampai waktu wisuda pun, perut saya sedang besar-besarnya. Begitu juga saat angkat sumpah dokter, saya sedang hamil 7 bulan. Sayangnya, posisi janin saya melintang, dan terlilit tali pusar sehingga saya harus menjalani persalinan melalui operasi caesar. Syukurlah, anak saya lahir selamat dan sehat.


-------------------------------------------------------- boks 2------------------------------------------------------------
Satyorini Purawan (37 tahun), Ibu rumah tangga, ibu dari Maia (7,5 bulan)
“Berusaha Berpikir Positif”
Ketika menikah kami sepakat menunda punya anak. Saat itu kami berdua sedang menapak karier. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena di tahun kedua, keinginan punya anak muncul. Masalahnya, ketika itu beberapa dokter kandungan meragukan saya bisa hamil. Malah ada yang mendiagnosa saya tak mungkin hamil.
Ketika berkonsutasi ke dokter di Singapura, ditemukanlah kista di rahim. Setahun setelah menjalani operasi di Singapura, di usia 30 tahun, saya hamil. Di minggu ke-9, kehamilan saya tidak bisa dilanjutkan, karena janin saya tidak berkembang. Setelah itu, berbagai usaha saya lakukan agar saya bisa hamil lagi.
Tahun 2004 Tuhan mengizinkan saya hamil lagi. Saat itu usia saya 36 tahun. Tentu saja saya sangat bahagia dan bersyukur. Meski tahu usia saya lewat dari batas ideal, dan berisiko, tapi saya berusaha berpikir positif. Saya yakin kalau Tuhan sudah mengatur segalanya. Kalau Tuhan memberi saya kesempatan hamil, tentu akan diberi juga apa pun yang terbaik.
Jelas saya juga terus berusaha menjaga kehamilan, sambil mencari informasi terbaru yang bisa menambah pengetahuan seputar kehamilan dan persalinan, serta menenangkan saya. Bersyukur juga, dokter kandungan saya ketika itu memberi ketenangan agar saya tak perlu cemas. Semua saran dokter saya patuhi.
Tepat 40 minggu saya melahirkan, secara alamiah lho.... Bayi kami lahir dengan berat 3,6 kg dan panjang 51 cm.

Hamil dan Libido Tinggi

Hamil dan Libido Tinggi

Jika Anda hamil ada dua kemungkinan berkaitan dengan gairah seksual Anda, meningkat atau justru menurun dengan drastis. Keduanya dipengaruhi hormon estrogen, namun penjelasan mengapa wanita yang satu bisa meningkat sedang yang lainnya menurun sangatlah psikologis dan individual sifatnya. Keharmonisan keluarga, latar belakang psikologis dan beberapa hal lainnya bisa saja menjadi sebab.

Namun bukan hal itu yang akan dibahas melainkan apakah wajar jika Anda hamil namun gairah dan keinginan untuk berhubungan intim semakin gencar, padahal banyak pendapat yang menyatakan bahwa itu bisa saja membahayakan janin.
Menurut seorang dokter kandungan, penurunan atau peningkatan gairah seksual itu adalah hal normal. Jika Anda mengalami peningkatan gairah seksual kala hamil, menurut dokter bisa dikarenakan kondisi hubungan Anda sehat dan saling memuaskan. Terlebih lagi jika trimester pertama yang menyebalkan sudah Anda lewati, tak heran jika hubungan seks justru semakin hot karena kemungkinan Anda untuk mencapai orgasme lebih mudah.

Namun terkadang masalah muncul karena pria atau pasangan Anda tidak memiliki hasrat yang sama. Kadang pria beranggapan hubungan intim akan melukai dan menekan janin, mereka jadi ekstra hati-hati dan menahan diri. Kenyataan ini tentunya tidak nyaman untuk Anda.

Anda tidak perlu risau dan stres jika menghadapi masalah ini, karena masturbasi pada prinsipnya tidak dilarang dan yang penting tidak akan menyakiti Anda atau bayi Anda. Jika Anda suka ingin menggunakan vibrator, itu sah saja selama tidak Anda ditempatkan pada vagina. Pelumas seperti jelly atau astroglide juga baik. Kecuali jika Anda memiliki kecenderungan kelahiran prematur, Anda harus menghentikan sementara berbagai hal yang memancing orgasme termasuk masturbasi dan hubungan intim.



Sumber :
http://www.satuwanita.com/index.html/kesehatan/0,23933,0/
Tanggal entry data : Jum´at, 21 Januari 2005

Duduk Tepat, Nyeri Hilang

Duduk Tepat, Nyeri Hilang


Punggung pegal, pinggang dan panggul nyeri, itu memang keluhan rutin ibu hamil. Mau tahu “resepnya”? Jaga sikap duduk Anda.


Sejalan dengan membesarnya kehamilan, keluhan pun mulai bermunculan. Mula-mula, mungkin hanya berupa sakit punggung, lalu merembet ke yang lain-lain. Semua gangguan itu sebenarnya karena perubahan kadar hormon progesteron di tubuh yang tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Kadar hormon ini tiba-tiba melonjak!


Kalau progesteron meningkat

Tingginya kadar hormon progesteron menyebabkan terjadinya peregangan pada sendi-sendi tulang belakang, sehingga daya lentingnya pun berkurang. Untuk mengatasinya, otot-otot punggung harus mengimbangi pengurangan daya lenting tersebut, sehingga menimbulkan pegal dan nyeri.

Rasa pegal dan nyeri tersebut bisa juga terjadi karena pergeseran titik keseimbangan tubuh akibat beban berat pada perut. Setengah dari berat tubuh Anda saat ini memang terletak pada bagian depan tubuh. Nah, agar tubuh tetap seimbang, biasanya Anda mencondongkan bahu ke belakang serta menonjolkan perut. Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan terbentuknya “celah” di antara ruas-ruas persendian tulang belakang, yang justru menimbulkan rasa pegal dan nyeri.


Ini kiatnya!

Ada beberapa kiat untuk mengatasi atau mengurangi keluhan nyeri pinggang, panggul dan pinggul. Salah satunya adalah dengan menjaga sikap tubuh Anda ketika duduk.

• Saat duduk, tulang belakang harus selalu tegak.

• Jangan membungkukkan tubuh ketika duduk.

• Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang.

• Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki.

• Hindari duduk terlalu lama, karena punggung Anda akan merasa lelah. Atasi dengan cara meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu. Lalu, cobalah untuk meregangkan bagian belakang leher.

• Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk. Dengan begitu, tulang belakang Anda selalu tersangga dengan baik


Sri Lestariningsih

Konsultasi ilmiah: dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, POGI Jaya, RSIA Hermina, Jatinegara, Jakarta

Dia terus tumbuh dan berkembang.

Dia terus tumbuh dan berkembang. Anda pun mengalami perubahan. Wow... si kecil mulai bergerak!
Hampir tiga bulan yang lalu banyak di antara Anda terpaksa menunda kegiatan karena ‘terganggu’ perubahan hormonal, kini sebaliknya, kebanyakan wanita hamil sangat menikmati tiga bulan kedua kehamilan. Mulai sekarang tubuh Anda sudah berhasil menyesuaikan diri dengan kehamilan Anda.
Kalau kehamilan Anda sehat, berarti hampir tak ada lagi rasa lesu, lemah, mual dan ingin muntah, serta sakit kepala yang dulu sempat mengganggu aktivitas. Yang menggembirakan lagi, si kecil kini mulai menyapa Anda.

Minggu ke-13

PERTUMBUHAN JANIN

Panjang janin sudah mencapai 9,3 – 10,3 cm, dengan berat 50 gram. Kulit tubuhnya masih tipis, sehingga pembuluh darahnya bisa terlihat dari luar. Bulu-bulu halus pun mulai menutupi tubuhnya. Bahkan ada janin yang sudah bisa mengisap ibu jarinya.
Kedua mata, yang semula terlihat agak jauh terpisah, kini sudah mulai terlihat mendekat dan berangsur ‘pindah’ ke bagian depan wajah. Daun telinganya juga sudah mulai tampak tumbuh.

TUBUH ANDA

Kini kehamilan Anda mulai ‘terlihat’. Jika Anda meraba di bagian bawah perut akan terasa pertambahan ukuran sekitar 7 cm. Mual-mual dan muntah yang selama ini rajin datang, juga sudah mulai berkurang. Makanya, untuk Anda yang suka memasak, kini sudah dapat Anda nikmati lagi.

Minggu ke-14

PERTUMBUHAN JANIN

Panjang janin menjadi 10,4 - 11,6 cm dengan berat sekitar 80 gram. Tulang yang terbentuk sudah mulai mengeras dan dengan cepat membentuk kalsium. Seandainya pada usia ini dibuat foto rontgent, maka tulang kerangka bayi sudah bisa terlihat.
Selain bulu-bulu halus yang semakin banyak, kuku jemarinya pun mulai terbentuk. Tungkai kaki juga mulai terlihat lebih panjang dari lengannya, dan keduanya mulai bisa bergerak. Gerakan ini dapat terlihat dari pemeriksaan USG.

· TUBUH ANDA

Jika Anda belum dapat merasakan gerakan janin, jangan khawatir. Gerakan janin pada kehamilan pertama biasanya baru dirasakan pada usia kehamilan 16 – 20 minggu,
Banyak wanita hamil mulai suka ngemil. Tak apa, asalkan Anda cari camilan yang bergizi dan mudah mengonsumsinya. Buah-buahan segar bisa jadi pilihan yang baik.


Minggu ke-15
· PERTUMBUHAN JANIN
Sekarang ia berukuran 11 - 12 cm dengan bobot 100 gram. Jika Anda membuka telapak tangan, nah, sebesar itulah janin Anda sekarang. Pada usia ini lemak-lemak tubuhnya sudah mulai terbentuk. Lemak ini penting untuk melindungi tubuhnya agar tetap hangat.
· TUBUH ANDA

Perut Anda sekarang sudah lebih kelihatan menyembul, sehingga kalau suami Anda memeluk, dia sudah dapat merasakan besarnya rahim Anda. Kalau Anda mau, saat ini Anda sudah mulai dapat memakai busana hamil yang nyaman.
Ada satu hal yang patut Anda perhatikan yakni posisi tidur. Kadangkala terasa tekanan pada pembuluh darah besar yang ada di bagian belakang perut. Makanya, agar lebih nyaman sebaiknya Anda tidak terlalu lama tidur telentang. Sesekali cobalah miring ke arah kanan.

Minggu ke-16

· PERTUMBUHAN JANIN
Pelan-pelan dia terus membesar mencapai 12,5 – 14 cm dan beratnya 150 gram. Saat ini penampilannya sudah mirip manusia, dengan mata yang mulai menempati posisinya. Demikian pula perbandingan panjang tungkai kaki dan lengan yang mulai seimbang.
· TUBUH ANDA
Anda merasa jauh lebih nyaman, janin Anda pun sudah lebih kuat. Kini saatnya Anda beraktivitas kembali. Anda suka bepergian atau olahraga seperti berenang, jalan kaki atau bersepeda? Silakan lakukan atas persetujuan dokter.
Minggu ke-17

· PERTUMBUHAN JANIN
Si kecil kini sudah 13 – 15 cm dengan berat 200 gram. Sejak minggu ini sampai saat kelahirannya kelak, berat janin akan meningkat sampai lebih dari 12 kali lipat. Pada usia ini jika ia mengalami gangguan pertumbuhan pada sistem saraf yang dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus (kepala besar karena berisi cairan), bisa segera terlihat melalui pemeriksaan USG. Dokter pun bisa melakukan tindakan medis untuk menolongnya.
· TUBUH ANDA
Jika dilihat dari samping, perut Anda semakin membuncit. Pertambahan berat badan Anda biasanya sudah mencapai sekitar 3,6 – 6,3 kg. Tapi tahukah Anda, ternyata dari berat ini, hanya 200 gram milik janin. Selebihnya, milik plasenta (170 gram), cairan ketuban 320 gram, serta rahim Anda sendiri yang bertambah besar (320 gram). Selain itu, payudara Anda pun ikut bertambah berat (sekitar 170 gram), dan sisanya merupakan peningkatan volume darah serta berbagai persiapan untuk menyusui kelak.
Minggu ke-18
PERTUMBUHAN JANIN

Bobot tubuhnya sudah 260 gram dngan panjang 14 - 16 cm. Kulit tubuhnya tumbuh dua lapis. Epidermis, yang ada di permukaan, serta dermis yang ada di lapisan dalam. Pada minggu ini, bagian epidermis membentuk empat lapisan, yang salah satunya bertanggung jawab untuk membentuk sidik jari di tangan maupun di kaki.

TUBUH ANDA

Dokter akan mengukur tinggi rahim Anda. Pengukuran dapat dilakukan dari tulang pubis (tulang kemaluan), atau dari pusar Anda. Ukuran ini perlu untuk mengetahui kapan janin bisa dilahirkan. Atau, jika memang jauh dari ukuran normal, bisa jadi tanda bagi doker untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun jangan langsung khawatir, sebab ukuran perut untuk setiap individu tidak selalu sama. Selama dokter mengatakan tak ada masalah, ya... tenang saja.
Minggu ke-19
PERTUMBUHAN JANIN
Coba Anda ambil pisang ambon. Ya seukuran itulah si kecil (panjang 18 cm, berat 300 gram). Hebatnya, mulai hari ini perkembangan saluran pencernaannya membuatnya mampu menelan cairan ketuban. Ia minum banyak cairan dan meneruskan bahan-bahan yang tidak dapat diserap ke usus besarnya. Diperkirakan, cairan ketuban itu dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan janin.
TUBUH ANDA
Aha! Kini pinggang Anda sudah betul-betul ‘hilang’ tak berbatas lagi. Dengan tinggi rahim sekitar 21 cm dan pertambahan berat badan sekitar 3,5 - 6,3 kg, penampilan Anda sudah sempurna sebagai wanita hamil. Kalau aktivitas Anda lebih banyak bertumpu di kaki, adakalanya membuat kaki Anda terlihat membengkak. Cobalah sisihkan waktu untuk berbaring sebentar dengan mengganjal kaki memakai bantal.
Minggu ke-20
PERTUMBUHAN JANIN

Si kecil bertambah 1 cm menjadi 19 cm dan bobotnya mencapai 350 gram. Kelopak mata dan alisnya mulai terbentuk, dan kuku di jari-jarinya juga sudah mulai tumbuh menutupi ujung jarinya.

TUBUH ANDA
Puncak rahim Anda sekarang 2 cm di atas pusat, atau sekitar 22 cm dari tulang kemaluan. Saat inilah kehamilan terasa benar-benar nyaman. Tidak terlalu besar, sehingga tidak mengganggu gerakan sama sekali. Anda masih dapat membungkuk atau duduk dengan nyaman.
Boleh dibilang, ini juga merupakan saat yang paling menyenangkan selama hamil. Anda pun kini dapat kembali merawat wajah dengan krim yang pernah membuat Anda mual karena baunya pada trimester pertama.
Minggu ke-21

PERTUMBUHAN JANIN
Panjang janin sekitar 20 cm dengan berat mencapai 455 gram. Ia sudah tampak seperti boneka. Bulu-bulu di tubuhnya semakin tebal, tubuhnya lebih berisi, meski kulitnya masih keriput.
TUBUH ANDA
Berat badan Anda biasanya bertambah sekitar 5,5 - 6,8 kg. Wajah Anda juga tampak lebih berisi, sementara perubahan tubuh tidak terlalu berbeda dengan minggu lalu.
Minggu ke-22

PERTUMBUHAN JANIN
Tubuhnya memang hanya bertambah 1 cm tapi beratnya 540 gram. Meski wajah dan tubuhnya sudah lebih tampak seperti bayi baru lahir, tapi ia masih terlalu kecil untuk lahir. Diperkirakan, pada minggu ini janin sudah dapat mendengar suara-suara dari luar.
TUBUH ANDA
Tinggi puncak rahim Anda kini sekitar 24 cm. Sebagian dari Anda ada yang merasakan sesak napas, yang mungkin disebabkan terlalu banyak makan sebelum tidur malam. Untuk mengatasinya, makanlah dalam jumlah kecil tetapi sering dengan makanan yang bergizi. Jangan langsung tidur setelah makan.
Minggu ke-23
PERTUMBUHAN JANIN
Ukurannya sekitar 22 cm dengan bobot tubuh 550 – 650 gram. Namun, setiap janin mempunyai berat dan panjang yang tidak selalu sama. Jadi, jika janin Anda agak berbeda sedikit dengan ukuran tersebut, tak usah terlalu khawatir. Yang penting, dokter menyatakannya normal.
TUBUH ANDA
Tinggi rahim Anda sekarang 25 cm. Besar rahim Anda hampir sama dengan bola sepak. Puncak rahim berada di tengah-tengah antara bagian bawah tulang dada dan tali pusat. Dengan semakin melarnya perut, kulit perut pun akan tertarik sehingga kadang-kadang terasa gatal.

Minggu ke-24

PERTUMBUHAN JANIN
Kini panjang tubuhnya mencapai 23 cm, sedang berat tubuhnya sekitar 650 – 750 gram. Tubuh janin sudah lebih berisi lagi. Ia juga sudah mulai punya pola tidur sendiri. Anda pun dapat merasakannya. Coba perhatikan, ada waktu-waktu tertentu dia sangat aktif, sementara pada waktu lain jadi anteng.
TUBUH ANDA
Pertambahan berat badan Anda pada minggu ini biasanya sekitar 7,2 – 9,9 kg. Dengan semakin besarnya rahim, terkadang muncul rasa pegal sedikit di daerah punggung atau pinggul, juga kram kaki dan agak pusing. Untuk mengatasinya, lakukan olahraga ringan, sehingga peredaran darah Anda lancar.

Retno Wahab Supriyadi

Konsultasi ilmiah: dr. Seno Adjie, Sp.OG, Staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Pengarah gaya: Natalia Kartika

Cara Jitu Pantau Janin

Cara Jitu Pantau Janin


Pada saat-saat kritis, adakalanya janin tidak mampu lagi “berjuang” untuk proses kelahirannya. Melalui pemantauan, kondisinya bisa dideteksi.

Meski proses persalinan adalah proses alamiah, perjalanan janin bisa saja tidak mulus. Dan, bila kehamilan Anda berisiko tinggi, yakni usia di atas 35 tahun, menderita penyakit (diabetes, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan ginjal), pernah mengalami kematian janin, serta sering melahirkan, pemantauan janin perlu dilakukan.


Lihat dulu denyut jantungnya

Pemantauan janin tak bisa dilakukan secara kasat mata, karena ia masih “bersembunyi” dalam rahim. Umumnya, pemantauan dilakukan dengan cara mendengar denyut jantung janin. Bukan hanya keras atau lemahnya denyut jantung, tetapi juga perubahan iramanya, terutama saat terjadi kontraksi rahim. Kenapa? Ketika janin stres, denyut jantung yang tadinya berirama dan kuat, bisa saja jadi tidak berirama dan melemah. Informasi ini perlu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan toleransi janin terhadap proses persalinan. Dokter juga bisa tahu apakah perlu intervensi atau tidak.

Sebagai catatan, denyut jantung normal yang menunjukkan bahwa janin tidak mengalami stres adalah 120-160 per menit, dengan variabilitas sekitar 5-25 denyut per menit.


Masih banyak cara lain

Berikut beberapa cara pemantauan janin yang juga biasa dilakukan:

• Fetoscope

• Dilakukan dengan stetoskop yang dirancang khusus untuk mendengarkan detak jantung janin.

• Cara ini sangat sederhana. Namun, jika ada kasus berisiko tinggi, pasien sedang diinduksi atau dalam pengobatan tertentu, fetoscope tidak dapat dipakai untuk memantau janin selama 24 jam nonstop.

• Doppler

• Menggunakan ultrasound atau gelombang suara.

• Dapat dilakukan ketika ibu kontraksi.

• Cara ini juga sederhana, namun tidak dapat dipakai sebagai pemantau yang terus menerus pada kehamilan risiko tinggi.

• Electronic fetal monitoring

• Melihat denyut jantung janin saat ibu berkontraksi.

• Pemakaian bisa berkesinambungan, bisa juga hanya sebentar.

• Bermanfaat bila digunakan pada ibu yang berisiko tinggi.

• Ibu kurang bisa bergerak bebas. Akibatnya, bisa memperlambat proses persalinan karena perhatiannya teralih ke mesin.

• Internal monitoring

• Lebih akurat daripada electronic fetal monitoring , karena menggunakan alat yang ditempelkan pada kepala janin.

• Untuk pemantauan berkesinambungan pada ibu yang berisiko tinggi.

• Digunakan jika ketuban sudah pecah dan pembukaan vagina sekitar 2–3 cm.

• Lebih berisiko menyebabkan infeksi pada janin atau ibu, karena ketuban sudah pecah. Makanya, digunakan jika kondisi janin berisiko tinggi atau butuh pemantauan yang lebih akurat.

• Telemetry monitoring

• Adalah cara terbaru untuk memantau janin.

• Menggunakan gelombang radio yang dihubungkan dengan transmitter (pemancar) kecil yang ditempelkan pada paha ibu. Transmitter berfungsi memancarkan suara denyut jantung janin, sehingga dapat dipantau dari ruang perawat.

• Untuk ibu hamil yang berisiko rendah, cara ini masih dipertanyakan.


Mana yang lebih cocok?

Tidak semua alat cocok untuk berbagai jenis kehamilan dan persalinan, karena tergantung dari cara persalinan, serta kondisi ibu dan janin. Kenapa?

• Ibu yang berisiko tinggi bisa jadi butuh pemantauan yang berkesinambungan selama proses persalinan. Pemantauan janin yang berkesinambungan tidak meningkatkan kondisi janin atau ibu dalam proses persalinan, tetapi hanya memantau dan membantu diagnosa dokter.

• Jika kondisi ibu dan janin baik, biasanya alat pantau berupa stetoskop, doppler, dan ultrasonografi (USG), sudah cukup efektif untuk memperkirakan kondisi bayi.


Retno W. Supriyadi

Konsultasi ilmiah: dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, POGI Jaya, RSIA Hermina, Jakarta


Apa yang Bisa Dideteksi?

• Hambatan aliran darah dari tali pusat ke janin.
• Gangguan pada jantung yang menyebabkan gangguan iramanya.
• Kelainan posisi janin.
• Hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin
• Infeksi. Bisa untuk menduga adanya infeksi, tetapi tidak bisa langsung untuk mendiagnosa jenis infeksi.
• Tidak cukupnya pertukaran oksigen antara rahim dan plasenta/ari-ari.
• Stres pada janin.

Biar Hamil, Latihan Jalan Terus!

Biar Hamil, Latihan Jalan Terus!


Olah raga tak cuma menambah bugar calon ibu, tapi diduga juga memudahkan proses persalinan dan mempercepat pemulihan tubuh setelah persalinan.

Namanya saja latihan fisik. Maka, kadar latihan fisik bagi tingkat mahir atau orang yang terbiasa berolahraga, tak bisa disamakan dengan pemula alias yang jarang berolahraga. Bagi si mahir, jalan kaki keliling kompleks rumah dirasa tidak mencukupi. Sementara bagi pemula, jangankan bersenam, berjalan kaki keliling kompleks sudah membuatnya terengah-engah. Jadi, semua itu sangat tergantung pada kemampuan fisik (kebugaran) serta kebiasaan setiap orang. Apa yang perlu dicermati?


Lihat kondisi tubuh

Kalau Anda ingin mulai berlatih, perhatikan dulu kondisi tubuh Anda. Sebelum mulai program olahraga apa pun, konsultasikan dulu dengan dokter Anda. Ginekolog akan memeriksa kondisi kehamilan, juga dokter spesialis kesehatan dan olahraga akan memberitahu gerakan apa saja yang aman. Dari sini, bisa pula diketahui hal-hal yang perlu diperhatikan atau larangan-larangan selama Anda berolahraga.

Olahraga selama kehamilan memang penting, sepanjang proses kehamilan itu sendiri berjalan normal. Ini berarti, Anda dalam keadaan sehat-sehat saja. Berikut langkah untuk mulai latihan:

• Pemula

Mulailah dengan jalan santai di seputar rumah untuk membiasakan diri. Bisa juga, Anda naik sepeda statis (stasioner) selama 10–15 menit sebanyak 2-3 kali seminggu.

Setelah tubuh “siap”, Anda bisa mulai bersenam. Mulailah dengan 1 atau 2 gerakan latihan setiap kali berolahraga, sekitar 1-2 kali seminggu. Jika sudah terbiasa, latihan dapat dilakukan sekitar 30 menit, 3 kali seminggu. Usahakan untuk berolahraga paling tidak 3 kali seminggu begitu Anda masuk trimester ke-2. Ingat, jumlah latihannya jangan dinaikkan dulu sampai 14 minggu di awal kehamilan. Begitu juga latihannya. Jangan ditambah lagi sekitar 12 minggu terakhir menjelang persalinan.

• Mahir

Jika Anda terbiasa dengan latihan yang cukup berat, maka kini saatnya untuk mengurangi. Bahkan, mungkin ada beberapa gerakan yang tidak boleh lagi Anda lakukan. Jika sebelumnya Anda hobi main tenis, joging atau karate ataupun olahraga sejenisnya, hentikan sementara latihan “keras” semacam ini demi keamanan janin Anda. Pukulan atau tendangan oleh lawan bisa membahayakan janin. Selain itu, hindari juga olahraga yang dapat menyebabkan Anda jatuh, seperti naik sepeda, panjat tebing, dan sebagainya.

Waktu latihan masih bisa tetap bervariasi. Bahkan, bisa saja diperpanjang sampai 40 menit setiap kali latihan. Untuk senam, Anda dapat melakukannya 2–3 kali seminggu dengan 2 bentuk latihan setiap kalinya. Kalau Anda sudah memulainya sejak trimester pertama atau ke-2, mungkin saja Anda perlu mengurangi latihan pada waktu trimester ke-3. Sebab, pada trimester ke-3, tubuh Anda semakin besar, sehingga mau tidak mau kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan tertentu juga menurun.

Jangan lupa pemanasan

Sebelum melakukan gerakan apapun, baik pemula maupun mahir, Anda perlu pemanasan (warming up) selama 10-15 menit agar otot-otot tidak cedera nantinya. Berikut beberapa gerakan pemanasan yang tepat:

• Jalan di tempat

Latihan yang berintensitas rendah ini merupakan pemanasan yang paling baik dan aman, apalagi bila Anda tidak biasa olahraga. Agar tidak bosan, bisa juga Anda berlari-lari kecil di tempat atau naik sepeda statis.

• Gerakkan kepala, lengan dan siku

Miringkan kepala ke kanan dan kiri, menoleh ke kanan dan kiri, serta menundukkan dan menegakkannya lagi. Ulangi gerakan. Atau, gerakkan lengan dan siku. Tekuk salah satu lengan ke arah dada dalam posisi lurus, sedangkan sebelah tangan menekan siku. Tahan selama beberapa detik. Ulangi untuk lengan dan tangan lainnya.

• Lengkapi dengan peregangan

Meski senam ini tidak terlalu “heboh-heboh” amat, pemanasan dapat pula dilengkapi dengan peregangan lengan, kaki, dan punggung. Menurut Susan Warchaizer, MD , dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Boston, Amerika Serikat, “Pelemasan dan pengenduran otot-otot akan mempermudah Anda untuk membawa perut yang kian besar, mengurangi penekanan dan pembebanan pada sendi-sendi, serta membantu mengurangi tekanan pada punggung dan menghilangkan rasa sakit pada otot-otot paha bagian belakang.” Tahan setiap peregangan sekitar 8-10 detik, lalu kendurkan. Ulangi setiap peregangan minimal 3 kali.



Retno W.S.

Konsultasi ilmiah: dr. Tanya Rotikan Sorensen, Sp.KO, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta



Apa Perlunya Berolahraga?

• Meningkatkan sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu hamil semakin lancar dalam menghantarkan oksigen dan “makanan” ke janin.

• Mengurangi komplikasi ringan

Meningkatnya sirkulasi darah akan mengurangi terjadinya komplikasi ringan, seperti varises, ambeien, pembengkakan pada kaki, kram di kaki, serta sembelit.

• Memperbaiki postur tubuh dan mengurangi sakit punggung

Olah raga teratur akan memperbaiki postur tubuh, juga pada ibu hamil yang biasanya mengalami masalah dengan postur tubuh. Postur tubuh yang baik dan peredaran darah yang lebih lancar membuat Anda lebih nyaman menjalani kehamilan.

• Mengurangi stres

Ibu hamil biasanya rentan terhadap stres. Stres ini dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Berolahraga akan memicu keluarnya hormon endorfin, yaitu hormon yang membuat Anda merasa senang atau bahagia.

• Membantu menurunkan risiko pre-eklampsia

Olahraga selama kehamilan terbukti dapat menurunkan risiko pre-eklampsia (keracunan dalam kehamilan).

• Melancarkan proses persalinan

Dengan meningkatnya sistem kardiovaskuler (sistem peredaran darah dan pernapasan) akibat berolahraga, maka stamina Anda akan semakin baik. Dengan berolahraga, proses persalinan jadi 2 kali lebih pendek, risiko stres janin menurun, serta bantuan persalinan menurun dari 48% jadi 14 %.

• Memperlancar ASI

Dengan lancarnya sirkulasi darah, maka bugarlah tubuh Anda. Aliran ASI pun diharapkan lebih lancar lagi.



Tips Berolahraga Tepat


• Jangan sampai hipoglikemia. Kekurangan karbohidrat (hipoglikemia) akibat kurangnya asupan dan latihan berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan janin. Karenanya, perhatikan asupan kalori sebelum berlatih.

• Jangan sampai dehidrasi. Sering-seringlah istirahat dan minum jika sedang berlatih. Asupan cairan yang memadai sangat penting, terutama pada trimester ke-3 kehamilan. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka kekurangan cairan (dehidrasi) dapat memicu persalinan dini (kelahiran prematur).

• Hindari hipoksia. Olahraga dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan Anda terengah-engah, sehingga janin akan kekurangan oksigen juga.

• “Tes bicara”. Jika Anda terengah-engah sehingga sulit bicara pada waktu latihan, turunkan irama latihan. Ini menunjukkan tubuh Anda tidak mendapatkan oksigen yang sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja, hal ini akan juga dirasakan oleh janin Anda.

• Jaga suhu tubuh. Jangan sampai suhu tubuh meningkat terlalu tinggi (hipertermia), lebih dari 38 ° C, apalagi pada trimester ke-3. Meningkatnya suhu tubuh bisa memicu terjadinya persalinan prematur. Juga, jika suhu tubuh agak tinggi, sebaiknya jangan berlatih. Latihan cenderung meningkatkan suhu tubuh.

• Hindari tidur telentang. Latihan sambil tidur telentang pada trimester ke-3 perlu dihindari, karena kandungan akan menekan pembuluh darah balik (vena cava inferior). Akibatnya, aliran darah balik ke jantung terhambat.

• Baju dan sepatu yang cocok. Kenakan pakaian yang menyerap keringat dan alas kaki (jika memerlukannya) yang nyaman ketika berolahraga.



Segera Berhenti Berolahraga!



Jangan teruskan latihan (sampai Anda berkonsultasi dengan dokter) jika dijumpai salah satu gejala berikut:

• Nyeri di perut

• Perdarahan (bercak-bercak darah)

• Terasa hampir pingsan

• Sakit punggung

• Sakit di sekitar vagina atau perut bagian bawah

• Tidak terasa adanya gerakan janin

• Kesulitan berjalan

• Demam

• Pusing

• Terengah-engah

• Sakit kepala terus menerus

• Berat badan sulit bertambah

• Pembengkakan di kaki atau bagian lain

• Meningkatnya denyut jantung yang tidak normal setelah latihan


Kontraindikasi Olahraga Selagi Hamil

Pada dasarnya, berolahraga baik bagi kesehatan ibu hamil. Namun, pada beberapa kondisi, latihan yang berat dapat dimodifikasi (misalnya, dengan melakukan peregangan-peregangan) atau malah dihindari sama sekali jika dokter tidak mengizinkan. Beberapa kontraindikasi tersebut adalah:

• Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta tumbuh di bagian bawah uterus (rahim), sehingga menutupi jalan lahir di leher rahim. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan bercak-bercak sampai perdarahan selama hamil. Jadi, para calon ibu yang mengalami plasenta previa dilarang keras berolahraga agar terhindar dari kemungkinan terjadinya perdarahan.

• Pernah keguguran atau lahir prematur

Bagi yang pernah keguguran atau mengalami persalinan prematur, maka pada kehamilan berikutnya sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter jika ingin melakukan olahraga.

• Incompetentia cervix

Yakni, longgarnya mulut rahim saat hamil. Kondisi ini memang rentan atau berisiko tinggi terhadap terjadinya keguguran. Jangankan berolahraga, melakukan kegiatan sehari-haripun bisa mengakibatkan janin terlepas dari rahim.

• Pertumbuhan bayi terhambat

Jika pertambahan berat badan selama hamil tidak mencukupi, maka olahraga juga tidak disarankan, karena akan mengganggu pertumbuhan janin.


Jenis-jenis latihan

• Pemanasan perlu dilakukan sebelum berolah tubuh, agar otot-otot Anda tidak cedera.

• Step up. Latihan ini untuk menguatkan quadriceps (otot paha bagian belakang), hamstrings (otot paha depan) buttocks (bokong), dan calves (betis). Caranya, dengan naik turun step aerobik atau gunakan anak tangga terbawah.

• Mahir: Naik turun step aerobik sebanyak 12-15 kali. Lakukan sambil bawa beban (dumbell) di atas pundak. Naikkan kaki kiri ke papan, lalu kaki kanan, kemudian turunkan kaki kiri, diikuti kaki kanan. Lakukan berganti-ganti kaki.

• Pemula: Gerakan sama, hanya saja tangan sebelah bisa berpegangan pada sandaran kursi sementara tangan lainnya diletakkan di pinggang.


• Mendayung. Gerakan ini dilakukan untuk memperkuat punggung bagian tengah, pundak, dan otot biceps (lengan atas depan)

• Mahir: Duduklah di kursi atau bola besar dengan lutut tertekuk, sejajar dengan pergelangan kaki, dan telapak kaki menapak lurus di lantai. Pegang dumbell (beban) dengan kedua belah tangan, sejajar dengan pinggang. Ayunkan ke belakang sejauh mungkin, dekatkan kedua tulang belikat, kemudian tekuk siku ke posisi semula. Usahakan pergelangan tangan tetap lurus. Ulangi gerakan antara 10 –12 kali.

• Pemula: Dalam posisi berdiri, regangkan kaki selebar pinggul dengan posisi kaki kanan di depan kaki kiri. Tangan kanan memegang sandaran kursi, sementara tangan kiri memegang dumbbell. Condongkan tubuh ke depan. Dengan dumbbell di tangan kiri, biarkan lengan menggantung. Tekuk siku ke dekat pinggang, luruskan lagi lengan beberapa kali, kemudian ganti posisi kaki dan tangan.


• Gerakan terbang. Latihan untuk memperkuat punggung bagian atas dan pundak.

• Mahir: Duduklah di atas bola stabilitas dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menapak ke lantai. Dengan dumbbell di kedua tangan, dekatkan kedua tulang belikat dan condongkan badan ke depan dimulai dari pinggul. Kemudian, rentangkan lengan lurus-lurus sampai setinggi bahu. Ulangi gerakan ini hingga 10 – 12 kali.

• Pemula: duduklah di bagian tepi kursi dan condongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul, sampai menyerupai sudut 45º. Pegang dumbbell memakai satu tangan dengan telapak menghadap ke dalam, sementara tangan satu lagi menyilang paha untuk menahan tubuh. Setelah itu, rentangkan tangan yang memegang beban lurus-lurus sampai setinggi buah. Jaga agar siku tidak tertekuk ketika mengangkat lengan. Lakukan gerakan ini sebanyak 10 –12 kali.

Berhubungan Sex Selama Kehamilan

Berhubungan Sex Selama Kehamilan

Pasangan Saya sangat khawatir bila melakukan hubungan sex selama kehamilannya akan membahayakan bayinya - apakah benar?

Tidak, pada kehamilan yang normal. Alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap fetus (calon bayi anda), karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan cairan amniotik. Ada lendir penyumbat di sekitar leher rahim (cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam uterus.
Kehamilan Saya merupakan kehamilan setelah serangkaian proses keguguran. Apakah berhubungan sex di masa kehamilan muda akan menyebabkan hal tersebut terulang?

Sangatlah normal bila hal tersebut akan sangat menghantui kehamilan anda setelah beberapa kali anda gagal mempertahankannya, namun, sampai sekarang tidak ada bukti-bukti kuat yang menghubungkan antara berhungan sex di masa kehamilan muda dengan keguguran. Keguguran di masa kehamilan muda merupakan hasil dari cacat genetik selama perkembangan fetus. Namun, bila terjadi perdarahan selama masa kehamilan muda, ada baiknya anda menunda dulu berhubungan sex sampai pendarahannya benar-benar telah dapat dihentikan.

Saya khawatir bila saya mengalamin orgasme akan mengeluarkan secara paksa bayi saya.

Orgasme memang akan mengakibatkan kontraksinya uterus, yang pada sebagian wanita akan mengakibatkan rasa sakit dan membuatnya menghindari berhubungan sex. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa di kehamilan normal, orgasme tidak akan membuat bayi anda lahir prematur. Di beberapa penelitian, kontraksi di masa kehamilan tiga semester pertama kadang kala mengakibatkan detak jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan bagi fetus.

Berat Badan Ibu vs Pertumbuhan Janin

Berat Badan Ibu vs Pertumbuhan Janin


Berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil, ternyata berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin. Jadi, harus bagaimana dong?

Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibunya. Salah satu faktor penting kesehatan ibu itu adalah pengaturan berat badan. Akan lebih baik lagi, bila hal ini dilakukan sejak Anda merencanakan kehamilan.


Berapa idealnya?

Khusus wanita Asia dewasa, bila menggunakan indeks massa tubuh (lihat boks “Menghitung Indeks Massa Tubuh”) , maka berat badan normal berada dalam rentang 19-23. Jadi, bila berat badan Anda sebelum hamil termasuk kurang atau berlebih, naikkan atau turunkan dulu.

Asal tahu saja, berat badan calon ibu yang kurang (kurus) atau berlebih (gemuk) akan membuat kehamilannya berisiko (lihat boks “Perhatian!”). Dan, berat badan sebelum hamil juga mempengaruhi jumlah kenaikan berat badan selama hamil. Makanya, konsultasikan lebih dulu hal ini dengan dokter Anda. Dengan begitu, bisa ditentukan kenaikan berat badan selama hamil yang paling pas. Inilah beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pertimbangan:

• Bila berat badan sebelum hamil normal, maka kenaikan berat Anda sebaiknya antara 9-12 kg.

• Kalau sebelumnya berlebih, kenaikan berat badan cukup antara 6-9 kg.

• Bila sebelum kehamilan berat badan Anda kurang, kenaikan berat badan sebaiknya antara 12-15 kg.

• Jika mengandung bayi kembar dua atau lebih, kenaikan berat badan selama hamil harus lebih banyak lagi, tergantung jumlah bayi Anda.

Yang pasti, bila kenaikan berat badan Anda selama hamil masih dalam rentang yang ideal, tak usah khawatir. Karena, kenaikan berat badan tersebut bukan hanya disebabkan oleh terjadinya timbunan lemak, melainkan juga akibat proses tumbuh-kembang janin, pertambahan berat rahim, plasenta, volume darah, cairan ketuban, cairan dalam jaringan tubuh Anda, dan membesarnya payudara.


Jeli pilih makanan

Sebenarnya, yang penting adalah pola kenaikan berat badan Anda selama hamil, dan bukan total kenaikan berat badan Anda. Apa artinya?

• Selama trimester pertama , biasanya terjadi kenaikan berat badan minimal, yaitu 1-2 kg. Jadi, walau Anda sering merasa mual dan hilang nafsu makan, berat badan harus tetap naik. Karena, pada trimester ini, otak, pancaindera dan alat kelamin janin sedang dibentuk. Biasanya, rasa mual bisa dihindari dengan menghindari makanan yang berlemak, makanan dingin, atau terlalu asam.

• Menginjak trimester kedua , nafsu makan Anda biasanya sudah pulih. Makanya, mulai saat ini, Anda harus ekstra hati-hati. Idealnya, kenaikan berat badan rata-rata 0,35-0,4 kg per minggu. Yang baik memang kenaikan berat badan Anda terjadi secara perlahan dan kontinyu. Sebagai catatan, kenaikan yang berlebih atau sangat cepat bisa jadi indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan atau diabetes.

Juga, sebaiknya Anda tetap berusaha mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan bahan makanan yang bervariasi, sesu ai kebu t u han tubuh saat hamil. Dengan perkiraan kenaikan berat badan selama hamil rata-rata sekitar 12,5 kg, maka tubuh Anda butuh tambahan energi sebesar 70.000-80.000 Kal. Pertambahan kalori ini, terutama diperlukan pada 20 minggu terakhir masa kehamilan, yaitu ketika pertumbuhan janin berlangsung sangat pesat. Bila 80.000 Kal dibagi 40 minggu (280 hari), maka tambahan kalori yang Anda perlukan adalah antara 285-300 Kalori per hari.

Lalu, mengingat Anda sedang ‘menumbuhkan' bayi, upayakan agar kalori yang Anda peroleh berasal dari makanan yang bergizi. Hindari mengonsumsi terlalu banyak junkfood atau makanan yang hanya mengandung kalori tinggi, seperti karbohidrat, lemak, dan gula. Selain hanya mengandung sedikit zat gizi, jenis makanan ini bisa membuat berat badan melonjak secara drastis. Jadi, perbanyaklah konsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral. Misalnya, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan segar. Jenis makanan tersebut sangat diperlukan janin.



Dewi Handajani

Konsultasi ilmiah: dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Perhatian!


• Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil kurang , maka si kecil berisiko lahir dengan berat badan kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR akan terganggu perkembangan dan kecerdasannya, selain kesehatan fisiknya juga kurang bagus.

• Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil berlebih , bayi Anda berisiko terhambat pertumbuhannya akibat penyempitan pembuluh darah. Anda juga berisiko mengalami komplikasi, baik selama kehamilan maupun persalinan; seperti perdarahan, tekanan darah tinggi, atau keracunan kehamilan (preeklampsia). Juga, Anda akan sulit menghilangkan kelebihan berat badan setelah melahirkan.


Rumus Indeks Massa Tubuh

Berat Badan (kg)
Indeks Massa Tubuh = ------------------------

Tinggi Badan (m2)

Aktifitas Pergerakan Bayi Dalam Kandungan

Aktifitas Pergerakan Bayi Dalam Kandungan. Kapankah seorang wanita hamil akan merasakan gerakan bayinya untuk pertama kali? Apakah itu menghitung gerakan bayi dalam kandungan (KICK CHART), apa gunanya? Dan apakah gerakan bayi anda Normal?
Kapankah ibu hamil merasakan gerakan bayinya?

Untuk kehamilan pertama kali, seorang ibu hamil kemungkinan baru akan dapat merasakan gerakan bayinya sekitar kehamilan 18-20 minggu. Untuk kehamilan yang ke dua atau lebih, maka gerakan bayi pertama kali dapat dirasakan lebih awal, sekitar kehamilan 15-18 minggu.

Ibu hamil biasanya akan mulai merasakah gerakan bayi dalam kandungannya dengan lebih jelas setelah trimester ke dua kehamilannya dimana tendangan akan semakin jelas ,kuat dan teratur.

Jangan berfikir bayi akan selalu terus bergerak, bayipun seperti kita mereka perlu mengambil waktu beberapa jam untuk berisitrahat, dan tidur. Sebelum beraktivitas kembali. Oleh karenanya sebagai seorang ibu hamil, anda akan segera dapat mempelajari dan akan mengenali pattern atau pola tidur- bangun dari bayi dalam kandunganya.

Mengapa gerakan bayi saya berbeda dengan pengalaman teman lain?

Bila ibu mencoba membandingkan tendangan yang dirasakan dengan ibu hamil lainnya, ingat untuk jangan kuatir, jika anda mempunyai pengalaman yang berbeda dengan teman anda yang lainnya.

Sebab setiap bayi mempunyai bentuk aktivitasnya masing-masing, dan tidak ada satupun nilai jumlah yang tepat atau yang paling benar.

Yang terpenting anda ketahui yaitu selama kebiasaan tingkat aktivitas bayi dalam kandungan anda tidak berubah menurun terlalu banyak, maka bayi anda dalam keadaan baik.

Apakah Pergerakan Bayi Dalam Kandungan Akan Mulai Berkurang saat kehamilan membesar?

Mulai dari kehamilan 36-40 minggu, bayi anda akan semakin membesar dan mengisi hampir seluruh ruang rahim, biasanya gerakan berputarnya mulai berkurang, gerakan yang akan anda rasakan saat ini lebih tendangan atau tinju dari lengan atau kakinya. bahkan mungkin tendangan di arah bawah tulang rusuk. :-). ( Tergantung dari posisi bayi)

Biasanya 2 minggu akhir dari kehamilan, gerakan dari bayi akan menurun. Jangan menjadi kuatir yang terpenting anda lakukan adalah menilai gerakan bayi anda. Di USA hal ini menjadi hal rutin yang dianjurkan dokter setelah kehamilan 28 minggu, bahwa seorang ibu hamil sebaiknya menilai gerakan (tendangan) bayi (Kick Chart).

Berapa banyak tendangan yang sebaiknya dirasakan perhari?

Ketika anda dalam kesibukan anda mungkin akan kurang menyadari gerakan yang di buat oleh bayi anda. Anda akan lebih merasakan gerakan bayi anda ketika anda duduk dan santai/rileks.

Ingat setiap bayi mempunyai aktivitasnya bangun – tidur masing-masing, yang terpenting mengenali pola pergerakan bayi anda.

Dianjurkan :

Saat seorang ibu hamil sudah dapat merasakan gerakan janinnya secara teratur, dan biasanya seorang ibu hamil akan sudah mengetahui atau menyadari kapan biasanya bayi anda cenderung lebih aktif bergerak.

Ambilan waktu (sebaiknya mengambil waktu yang sama setiap hari) untuk menghitung gerakan bayi anda, pada saat bayi cenderung beraktivitas lebih aktif, ambilan posisi yang santai duduk atau tiduran sambil mendengarkan musik dan mulailah untuk menghitung gerakan bayi anda. Dan bila dalam 2 jam anda tak merasakan 10 gerakan, konsultasilah dengan dokter anda.

© Dr. Suririnah- www.infoibu.com