Kamis, 25 Desember 2008

Makanan yang dipantang (tabu) dan dianjurkan selama kehamilan dan menyusui – Fakta atau Mitos?


“Jangan sampai berat badan bertambah terlalu banyak atau anda akan sulit melahirkan karena bayi yang terlalu besar”.
“Makanlah makanan ini untuk membersihkan darah kotor setelah melahirkan”
“Jangan mengkonsumsi ikan ini ini karena dapat memperparah terjadinya pendarahan”

Kita seringkali mendengar kalimat-kalimat seperti ini yang ditujukan untuk wanita yang sedang hamil atau baru saja melahirkan. Tanpa mengetahui apakah saran-saran tersebut bermanfaat atau membahayakan kesehatan, saran-saran ini telah disampaikan dari generasi ke generasi dalam masyarakat.

KEHAMILAN
Nutrisi selama kehamilan dan menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Selama kehamilan, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan dan juga agar bayi dapat lahir dengan berat normal. Walaupun demikian, kepercayaan yang sudah turun-temurun, kemiskinan, kurangnya pemeriksaan kehamilan dan kurangnya informasi mengenai nutrisi sera faktor-faktor lainnya dapat mempengaruhi cara pandang seseorang tentang saran-saran yang berhubungan dengan makanan ini. Selain itu, masyarakat juga banyak yang percaya bahwa ibu hamil harus makan untuk dua orang, bertambah berat badannya dan menginginkan (ngidam) makanan atau barang-barang tertentu.

Di berbagai suku juga dipercaya bahwa pada saat seorang wanita dinyatakan positif hamil, maka ia tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan tertentu (tabu) untuk menjaga perkembangan dan kelahiran yang sehat. Banyak yang percaya bahwa pada awal kehamilan, makanan yang asam atau memiliki bagian yang tajam (ikan lele, ikan pari yang berduri, dan nanas) harus dihindari karena makanan tersebut berhubungan dengan komplikasi pada kehamilan (seperti aborsi, pendarahan). Makanan yang harus dipantang (tabu) juga ditekankan untuk menghindari terjadinya tanda lahir dan juga cacat pada bayi.

SETELAH MELAHIRKAN
Banyak kebiasaan yang berhubungan dengan makanan atau kegiatan lain selama pemulihan yang sangat membantu ibu agar segera pulih setelah melahirkan. Ibu disarankan untuk beristirahat dan pekerjaan rumah diambil alih oleh anggota keluarga yang lain sehingga ibu bisa makan dengan baik, memberikan perhatian penuh pada bayinya dan kembali sehat. Sehubungan dengan makanan, memberikan makanan yang lebih banyak atau mempersiapkan makanan khusus untuk ibu dapat bermanfaat untuk kesehatannya. Akan tetapi, beberapa makanan tabu setelah melahirkan tidak memberikan efek yang positif terhadap kesehatan dan kondisi gizi ibu. Pada beberapa daerah, larangan mengkonsumsi telur, daging dan makanan yang mengandung protein tinggi lainnya dapat mengurangi asupan gizi yang penting. Banyak buah-buahan dan sayuran yang juga dilarang untuk dikonsumsi padahal sangat dibutuhkan oleh ibu yang baru melahirkan dan ibu menyusui.

Untuk ibu-ibu yang menyusui bayinya, makanan yang dianjurkan atau dilarang selama masa pemulihan juga berkaitan dengan bayinya. Makanan dingin (beberapa jenis buah dan sayuran) dilarang untuk dikonsumsi karena dipercaya dapat menyebabkan mual, kejang perut hingga kolik pada bayi. Sedangkan jamu (obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita yang baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi.

BEBERAPA SARAN
Apakah saran atau larangan yang berkaitan dengan makanan tersebut bermanfaat bagi gizi dan kesehatan? Hal ini sangant sulit untuk dipastikan karena kurangnya bukti-bukti secara ilmiah. Walaupun demikian, pedoman berikut ini mungkin dapat membantu anda untuk mengambil keputusan.

1. Selama kehamilan, kebutuhan anda untuk semua nutrisi meningkat, baik untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh anda dan juga untuk pertumbuhan bayi anda. Anda dapat memperoleh semua nutrisi yang anda perlukan (kecuali zat besi dan asam folat) setelah memilih dengan baik dari berbagai jenis makanan sehari-hari. Hal yang paling penting adalah anda harus memperoleh kalori yang cukup untuk mempertahankan pertambahan berat badan secara perlahan dan stabil selama kehamilan.
2. Pada saat menyusui, pola makan anda harus memenuhi kebutuhan nutrisi tertentu yang penting untuk mengoptimalkan status gizi ibu setelah melahirkan dan kualitas serta kuantitas asi yang dihasilkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi anda.
3. Walaupun laporan-laporan yang bersifat subjektif dan kepercayaan para ibu menyebabkan beberapa ibu menghindari beberapa makanan tertentu pada saat menyusui, tidak ada data penelitian yang membuktikan bahwa hal tersebut perlu dilakukan. Efek terjadinya aroma tertentu pada asi belum diketahui dengan pasti, tetapi rempah-rempah dan makanan yang beraroma kuat (bawang putih) dapat mempengaruhi aroma asi. Walaupun demikian, banyak juga ibu-ibu yang menyatakan bahwa mereka dapat mengkonsumsi makanan apapun tanpa menyebabkan masalah pada bayinya atau mungkin kebanyakan bayi tidak merasa terganggu. Jika makanan tertentu menyebabkan bayi anda menjadi rewel atau kolik, cobalah untuk menghindari makanan tersebut selama 3 hari. Kemudian, anda dapat mengkonsumsinya kembali dalam jumlah sedikit sesuai kemampuan bayi untuk menerimanya. Seringkali, daya tahan bayi terhadap makanan tertentu semakin baik untuk sebagian besar makanan pada saat mereka berusia empat atau 5 bulan.


Sumber : Dr. Zalilah Mohd Shariff
Departemen Ilmu Gizi dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UPM
Tanggal entry data : Senin, 22 Mei 2006

0 komentar:

Posting Komentar